
CECOT dan Bukele: Strategi Keras Atasi Kriminalitas di El Salvador
El Salvador, negara mungil di Amerika Tengah, tengah menjadi sorotan dunia karena upayanya yang kontroversial dalam memberantas kejahatan. Di balik keberhasilannya menekan angka kriminalitas, terdapat sosok Presiden Nayib Bukele dan strategi kontroversial yang ia terapkan lewat program Control Territorial (CECOT).
Bayangkan El Salvador sebelum Bukele. Negara ini terkenal sebagai salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia. Gang-gang jalanan berkuasa, hidup di bawah ancaman kekerasan menjadi keseharian. Namun, di bawah kepemimpinan Bukele, keadaan seakan berubah 180 derajat. Angka kejahatan menurun drastis. Bagaimana caranya? Rahasianya terletak pada CECOT, strategi yang digembar-gemborkan sebagai solusi ampuh, namun juga menuai banyak kritik.
Apa itu CECOT? Bukan Sihir, Tapi…
CECOT bukanlah program sihir yang tiba-tiba menghilangkan kejahatan. Intinya adalah operasi keamanan besar-besaran yang melibatkan militer dan polisi. Mereka bergerak secara masif, melakukan razia besar-besaran, menangkap para pelaku kejahatan, dan bahkan menargetkan anggota geng yang diduga terlibat dalam berbagai aktivitas kriminal. Bayangkan seperti ini: razia besar-besaran, penangkapan massal, dan operasi keamanan yang berlangsung hampir setiap hari.
Namun, yang membedakan CECOT dari operasi keamanan biasa adalah skalanya yang luar biasa besar dan pendekatannya yang tegas. Bukele tak segan-segan mengerahkan seluruh kekuatan negara untuk membasmi kejahatan, bahkan sampai mengabaikan kritik dari organisasi HAM internasional.
Strategi Keras yang Menuai Kontroversi
Nah, di sinilah letak kontroversinya. Banyak pihak mengkritik pendekatan keras Bukele ini. Tuduhan pelanggaran HAM bermunculan. Penangkapan massal tanpa proses hukum yang jelas, penahanan tanpa batas waktu, serta dugaan penyiksaan menjadi sorotan utama. Organisasi HAM internasional seperti Human Rights Watch dan Amnesty International menyatakan keprihatinan serius mengenai metode yang digunakan dalam program CECOT.
Mereka menilai bahwa CECOT, meskipun berhasil menekan angka kejahatan, dilakukan dengan mengorbankan hak asasi manusia. Banyak yang ditahan tanpa bukti kuat, keluarga korban kehilangan akses untuk bertemu dengan kerabat mereka yang ditahan, dan atmosfer ketakutan menyelimuti negara tersebut. Kebebasan berekspresi juga terancam, media kritis dibungkam, dan kritik terhadap pemerintah seringkali berujung pada intimidasi.
Sukses Mengurangi Kejahatan, Tapi…
Di sisi lain, tak bisa dipungkiri bahwa CECOT berhasil menekan angka kejahatan di El Salvador secara signifikan. Jalanan yang dulunya dipenuhi kekerasan, kini jauh lebih aman. Warga merasa lebih tenang, dan perekonomian pun mulai membaik. Ini adalah sisi lain dari koin yang perlu diakui. Keberhasilan ini membuat Bukele semakin populer di mata sebagian besar rakyat El Salvador.
Namun, pertanyaan besarnya tetap ada: apakah penurunan angka kejahatan ini berkelanjutan? Apakah strategi represif yang diterapkan akan menciptakan solusi jangka panjang? Atau malah akan memicu masalah baru di kemudian hari? Banyak ahli meragukan keberlanjutan strategi ini, mengingat akar permasalahan kejahatan di El Salvador sangat kompleks dan tak cukup diatasi hanya dengan pendekatan keamanan yang keras.
Jalan Tengah yang Sulit Dicari
Situasi di El Salvador memaksa kita untuk berpikir keras. Di satu sisi, kita melihat keinginan kuat pemerintah untuk menciptakan keamanan dan ketertiban. Di sisi lain, terdapat kekhawatiran serius mengenai pelanggaran HAM dan kebebasan sipil. Pertanyaannya, apakah ada jalan tengah yang bisa ditempuh? Bagaimana cara menyeimbangkan antara keamanan dan hak asasi manusia?
Mungkin tidak ada jawaban mudah. Kasus El Salvador menunjukkan kompleksitas permasalahan keamanan dan penegakan hukum, juga betapa sulitnya mencari solusi yang ideal. Kisah CECOT dan Bukele menjadi pelajaran penting bagi negara lain, bahwa menekan angka kejahatan tak cukup hanya dengan pendekatan represif. Perlu strategi yang komprehensif, yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan keadilan agar solusi yang dihasilkan berkelanjutan dan menghormati hak asasi manusia.
Di masa mendatang, El Salvador perlu mempertimbangkan strategi jangka panjang yang lebih berkelanjutan, yang tidak hanya berfokus pada penindakan, tapi juga pada pencegahan dan rehabilitasi. Membangun sistem hukum yang adil dan efektif, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan kesempatan ekonomi yang lebih baik menjadi kunci untuk menciptakan perdamaian dan keamanan yang sesungguhnya.